RESENSI BUKU
“Menata Kembali Manajemen HAJI
Indonesia”
Diajukan guna tugas memperoleh Nilai UTS
Mata Kuliah Filsafat
Dakwah
Dosen Pengumpuh:
Studi Rizal Lk, MA.
Disusun Oleh:
Andini Nursyarifah
11150530000049
Program Studi Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’Alamiin, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia
ilmu-Nya penyusun dapat menyelesaikan pembuatan tugas yang berjudul “Sinopsis Buku MENATA KEMBALI MANAJEMEN
HAJI INDONESIA” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang sinopsis buku Menata Kembali Manajemen HAJI Indonesia, Kelebihan dan Kekurangan Buku, dan Manfaat Buku yang kami ambil dari berbagai sumber yang bertujuan
untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semestre (UTS) Mata Kuliah Filsafat Dakwah.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Studi Rizal, Lk., MA. selaku Dosen Mata kuliah Filsafat Dakwah atas bimbingan yang telah diberikan dan kepada semua rekan
yang membantu dalam penyelesaian makalah ini, karena atas bantuan dan doa
mereka semua saya
bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran
yang membangun sangat saya butuhkan guna
perbaikan tugas selanjutnya. Akhir kata saya berharap
senoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Ciputat, 23 November 2016
Hormat saya,
Penyusun
Identitas
Buku
No. ISBN : 978-979-773-046-8
Perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Penulis : Achmad Subianto
Editor : Yoyok Widoyoko
Penerbit : YAKAMUS dan Gibon Books
Tanggal Terbit : Mei, 2016
Jumlah Halaman : 378 Halaman
Berat Buku : 400 gr
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi (L x P) : 150 x 210 mm
Kategori : Islam
Teks Bahasa : Bahasa Indonesia
DAFTAR ISI
|
||
Kata
Pengantar
|
:.............................................................................................
|
i
|
Identitas Buku
|
:.............................................................................................
|
ii
|
Daftar
isi
|
:.............................................................................................
|
iii
|
Bab
I Pendahuluan
|
:.............................................................................................
|
1
|
A. Latar
Belakang
|
:.............................................................................................
|
1
|
B. Rumusan
Masalah
|
:.............................................................................................
|
1
|
C. Tujuan
|
:.............................................................................................
|
1
|
D. Manfaat
|
:.............................................................................................
|
1
|
Bab
II Pembahasan
|
:.............................................................................................
|
2
|
A. Sinopsis
|
:.............................................................................................
|
2
|
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
|
:.............................................................................................
|
7
|
C. Manfaat Buku
|
:.............................................................................................
|
7
|
Bab
III Penutup
|
:.............................................................................................
|
8
|
Daftar
Pustaka
|
:.............................................................................................
|
9
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah
sekian lama keinginan untuk menata kembali pengelolaan ibadah Haji telah banyak
diungkapkan. Akan tetapi, masih belum ada anggapan serius dari instasi
berwenang, terutama dalam hal ini adalah Departemen Kementrian Agama.
Bahkan,
di setiap kuliah subuh pagi hari di beberapa stasiun TV dan Radio banyak
dibicarakan dan diulas mengenai perbaikan Manajemen Haji. Demikian pula
sejumlah Surat Kabar, sudah begitu banyak menulis berbagai macam artikel yang
memberikan begitu banyak usulan untuk dilakukannya perbaikan Manajemen Haji
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Sinopsis buku Menata Kembali Manajemen Haji Indonesia ?
b. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari buku Menata Kembali Manajemen Haji
Indonesia?
c. Apa saja manfaat yang terkandung dalam buku Menata Kembali Manajemen Haji
Indonesia?
C. Tujuan
a. Memahami Isi buku Menata Kembali Manajemen Haji Indonesia.
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku Menata Kembali Manajemen Haji Indonesia.
c. Mengetahui maanfaat yang terkandung dalam buku Menata Kembali Manajemen Haji
Indonesia.
D. Manfaat
a. Untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) mata
kuliah Filsafat Dakwah.
b. Untuk mengetahui dan memahami isi buku Menata Kembali Manajemen Haji
Indonesia yang berkaitan dengan Konstrasi Jurusan Manajemen Haji dan Umroh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sinopsis
Perjalanan Haji dari Masa ke
Masa
Sejarah dan pengaturan
penyelenggaraan ibadah Haji di Indonesia mulai dilakukan sejak zaman penjajahan
hingga saat ini. Suatu perjalanan yang panjang. Karena itu, untuk memudahkan
pengamatan dan pemahaman kita, disini coba diklasifikasikan dalam dua periode. Pertama,
periode sebelum kemerdekaan; kedua, setelah kemerdekaan. Didalamnya
dipaparkan pula perihal pengumuman moda transportasi kapal laut yang kemudian
beralih ke pesawat udara, serta beberapa peraturan dan kelembagaan sehubung
dengan penyelenggaraan ibadah Haji bagi umat Indonesia.
1.
Periode Sebelum Kemerdekaan
Jauh seblum kemerdekaan
Indonesia (tanggal 17 Agustus 1945), perjalanan Haji ke Tanah Suci telah
dilakukan oleh ummat Islam di Tanah Air. Karena itu, kapal laut menjadi sarana
utama transportasinya. Namun, kapan persisnya awal mula ummat Muslim Indonesia
melaksanakan Haji, belum diketahui pasti waktunya. Hanya saja, hal itu
diperkirakan sudah dilakukan sejak awal mula agama Islam masuk wilayah
Nusantara Indonesia pada abad ke-12. Kala itu, perjalanan haji dilakukan secara
perorangan dan kelompok dalam jumlah yang kecil.
a.
Masa
kerajaan Islam
b.
Masa
penjajahan
2.
Periode Setelah Kemerdekaan
a.
Masa orde
lama (Periode 1945 – 1966)
b.
Masa orde
baru (Periode 1966 – 1998)
c.
Masa
reformasi (Periode 1998 – Sekarang)
Karakteristik
Jama’ah Haji Indonesia
Indonesia yang merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945 pada hari Jum’at di bulan puasa ( Ramadhan ) adalah
Negara yang mempunyai kekhususan diantara berbagai Negara yang ada di Bumi ini.
Diantaranya adalah Indonesia sebagai negara kepulauan ( Maritim ) terbesar di
dunia, dan sebagai negara dengan penduduknya yang beragam, dan beragama Islam
dalam jumlah terbesar di dunia.
1.
Indonesia Negara Maritim
a.
Indnesia
adalah Prototipe Mini Dunia. Karakteristik ini seperti karakteristik dunia dan
tubuh manusia yang 30 % dari Tanah, 70% dari Air. Karena itu, Profesor Dr, B.J.
Habibie menyebutkan sebagai Benua Maritim.
b.
Indonesia
dikenal sebagai surga dunia dengan pandangan alam dan margasatwanya.
c.
Indonesia
memiliki kekayaan alam yang berlimpah.
d.
Hamper semua
jenis ikan bertelur di laut-laut Indonesia, utamanya ikan tuna di laut Banda.
e.
Indonesia
memiliki Plasma Nutfah terbesar di dunia.
f.
Indonesia
mempunyai Gunung Api terbanyak di Dunia.
g.
Daratan
Indonesia terbentuk dari pertemuan tiga sirkum pegunungan, sirkum pasifik,
sirkum euro asia ( Mediteran ) dan sirkum Indo Australia.
h.
Indonesia
dilintasi katulistiwa.
i.
Indonesia
mempunyai iklim yang sangat menguntungkan bagi kehidupan manusia.
j.
Indonesia
memakai symbol Bhineka Tunggal Ika dan ini adalah Asma Allah.
k.
Indonesia
merupakan Negara yang paling banyak umat Islamnya, yang posisinya berada paling
Timur dari Mekkah dan Madinah yang pula merupakan pusat peribadatan ummat
Islam.
2.
Indonesia Mayoritas Islam
Mayoritas Negri ini beragama
Islam, artinya tidak selalu Ruhnya beragama Islam, karena Indonesia memang
merupakan Negara yang banyak Agama. Hanya saja, ketika penduduk Indonesia
menjadi mayoritas islam, ummat Islam malah seakan kehilngan kemampuan untuk
memahami agamanya dengan benar. Mereka tidak lagi bertindak laku sesuai dengan
Al-Qur’an dan As-Sunnah, sehingga terjadilah krisis demi krisis yang
berkelanjutan.
3.
Berhaji dengan Menabung
Terkait dengan hasrat untuk
menunaikan ibadah haji yang merupakan bagian kewajiban dari rukun islam yang
ke-5, fakta yang terjadi menggambarkan bahwa banyak jema’ah Haji yang dapat
menunaikan ibadah haji melalui cara menabung selama puluhan tahun yang
dilakukan oleh masing-masing pribadi muslim. Dengan cara menabung dalam jangka
panjang yang dilakukan dengan penuh kesabaran dari setiap pribadi muslim itu
telah banyak membuahkan hasil dengan dapat dilaksanakan ibadah hajinya
Penataan Manajemen Haji
Selama ini,
penyelenggaraan manajemen Haji masih dikelola dengan manjemen kepemerintahan
yang birokratis dengan organisai kepanitiaan. Maka wajarlah bila dari waktu ke
waktu penyelenggaraan Haji di Indonesia tidak menjadi lebih baik dan senantiasa
kembali berkubang ke dalam masalah yang lama, “back square one”, dan
selalu “business as usual”.
Oleh sebab
itu, kini sudah saatnya penyelengaraan ibadah Haji yang sifatnya sudah mengarah
kepada 80%-85% bisnis dan hanya 15%-20% yang bersifat ibadah itu, todak lagi
dilakukan dengan pola kepanitiaan melainkan dengan bentyk badan usaha yang
lebih berorientasi kepada efisiensi dan pelayanan serta untukl sebesar-besar
kesejahteraan umat dan warga bangsa.
1.
Dasar Penataan Manajemen Haji
Ada hadits yang wajib
dijadikan landasan fundamental bagi umat Islam dalam kaitannya dengan ibadah
Haji, yang berbunyi:
“apabila seorang Muslim yang
berkecukupan harta tetapi belum melaksanakan Haji, maka jika ia meninggal dia
akan sama saja seperti seorang Nsrani. Yahudi, dan Majusi.”
2.
Penataan Manajemen Haji di Indonesia
Penataan Manajemen Haji sudah
saatnya dilakukan yang terutama mencakup 4 (empat) aspek, yaitu:
a.
Pendanaan.
b.
Pelatihan.
c.
Penyelenggaraan
Haji, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
d.
Paska Haji.
Paska Haji
Meskipun
sudah ibadah Haji, para Hajiwan dan Hajiwati semestinya masih tetap menyisihkan
sebagian penghasilan dan hartanya dengan niat tetap untuk Haji dan Umroh.
Melalui Badan Penyelenggaraan Tenaga Haji (BTPH), dana ini nantinya bisa
dimanfaatkan sebagai infaq untuk membantu para anak yatim atau mereka yang
kekurangan makanan atau kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Atau
diberikan untuk membantu mereka yang merencanakan pergi Haji tetapi kekurangan
dana. Ini merupakan perwujudan fitrah kasih saying manusia serta membangun
solidaritas sosial atau silaturahim.
Pemerintah dan Umat Islam
Sering Abaikan Prinsip Berjamaah
Seringkali
upaya melakukan kegiatan secara berjamaah yang terkait dengan uang dituduh
sebagai monopoli. Hal itu di alami oleh (misalnya) PT. Taspen, PT. Asabri, dan
beberapa lainnya, karena pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Tuduhannya
adalah melakukan monopoi. Dan monopoli itu nerugikan, buruk, jelek, tidak
efisien, tidak demokratis, dan bertentangan dengan mekanisme pasar. Pendek
kata, dimata KPPU dan sejenisnya, monopoli itu selalu berkonotasi negative.
Namun,
itulah pemahaman yang ada dalam benak para penetu kebijakan kita, baik ekonom
maupun teknokrat. Juga para politisi, pers, dan orang awam. Baik itu di waktu
dulu ,aupun sekarang ini. Mengapa harus takut dengan monopili, duapoli, dan
sejenisnya bila manfaat dan kemaslahatan dirasakan lebih positif oleh umat dan
warga bangsa pada umumnya.
Padahal.
Konsep tadi adalah benar dan merupakan “Sunatullah”. Hanya saja ketika
konsep itu berada di tangan manusiayang
tidak baik akhlaknya dan dalam penerapannya melalui proses yang tidak benar dan
tidak pas, maka output yang ditimbulkannya menjadi tidak efisien dan tidak
optimal serta tidak demokratis. Permasa;ahannya terletak dalam prosesnya, yang
berarti pada “the man behind he process”. Apabila prosesnya tidak
efisien dan tidak optimal serta tidak adil, maka hasilnya juga tidak akan
efisien dan optimal serta tidak demokratis.
Persoalan Penyelenggaraan
Ibadah Haji 2015
Menjelang
berlangsungnnya penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 2015 telah terjadi persoalan
administrative yang terkait dengan penyelesaian visa bagi para calon jamaah
Haji yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Akibatnya, persoalan itu menyebabkan
beberapa hal sebagai berikut:
a.
Tertundanya
beberapa jamaah yang seharusnya berangkat bersama rombongan, bahkan
keluarganya, akibat belum selesainya Visa, maka mereka menjadi tertunda dan
terpisah dengan rombongan dan keluarganya. Ini menimbulkan stress dan
ketidaknyamanan bagi para calon jamaah haji.
b.
Beberapa
jamaah yang menanti dengan harap-harap cemas atas selesainya Visa Haji-nya
menimbulkan stress yang tidak berkepastian.
c.
Janji
Menteri Agama bahawa persoalan Visa akan selesai dalam waktu cepat ternyata
tidak berhasil, bahkan malah menjadi berkepanjangan.
d.
Reaksi dari
masyarakat dengan berbagai tanggapan, baik yang tersiarkan dalam media
televise, koran maupun media sosial lainnya, banyak yang sangat menyayangkan
kejadian itu.
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
1.
Kelebihan Buku
Menurut saya, buku
Menata Kembali Manajemen Haji Indonesia cukup banyak kelebihan yang
terkandung didalamnya. Dari segi bahasa, buku ini menggunakan bahasa yang cukup
jelas dipahami.
Kemudian, dari segi
cakupan perkembangan Haji Indonesia, buku ini menjelaskan perkembangan Haji Indonesia
dengan sangat rinci. Sampai-sampai buku ini pula banyak menceritakan beberapa
pengalaman orang yang naik Haji dari berbagai macam cara, dari cara menabung
dan sebagainya.
Dan terakhir
kelebihan yang ada pada buku ini yaitu sumber-sumber yang terkandung dalam buku
ini pun cukup jelas.
2.
Kekurangan Buku
Dari pejelasanya
kelebihan buku yang sudah saya paparkan, ada sedikit kekurangan dari buku ini. Yang
pertama kurangnya footnote untuk menjelaskan sumbernya dan ada beberapa kalimat
yang berbelit.
C. Manfaat Buku
Adapun beberapa
manfaat yang kita dapatkan dari membaca buku Menata Kembali Manajemen Haji
Indonesia. Dari buku ini, kita dapat mengetahui perkembangan penataan Haji
di Indonesia. Jikalau kita sudah mengetahuinya, kita juga dapat mengetahui hal
apa saja yang harus kita tata kembali dari Manajemen Haji di Indonesia.
Selain perkembangan
Manajemen Haji di Indonesia, buku ini pula memaparkan persoalan-persoalan yang
terjadi di dalam Manajemen Haji di Indonesia. Dari situ kita juga dapat mengetahui
hal yang harus kita lakukan untuk mencegah persoalan yang akan terjadi di dalam
Manajemen Haji di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem penyelengaraan ibadah Haji di Indonesia memerlukan penataan
kembali manajemennya. Selama ini, pendanaan merupakan tabungan jangka pendek
amksimal 5 (lima) tahun. Ini terlihat seperti “jual-beli” ONH/BPIH, yang
sungguh memberatkan bagi para calon jaamh. Bahkan ada beberapa bank (termasuk
Bank Syariah) yang justru menawari uang muka. Ini jelas merupakan praktik yang
sangat tidak edukatif karena mendorong orang Islam untuk Ibadah Haji dengan
cara berhutang.
UU Penyelenggaraan Haji Nomor
13 Tahun 2008 perlu diamandemen dengan memasukan kelima persoalan utama Ibadah
Haji, yaitu: Pendanaan Ibadah Haji dengan Pendirian BPTH, Pendirian Pusat
Pelatihan Haji Indonesia, Penyelenggaraan Haji di Dalam Negeri, dan Penyelenggaraan
Haji di Luar Negeri, Serta Paska Haji. BPTH tidak dikategorikan sebagai BUMN
karena menampung dana Umat dan bentuk lembaga yang tepat adalah semacam ttrust
fund; untuk itu pendiriannya harus diatur dengan UU tersendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Subianto, Ahmad. Menata Kembali Manajemen Haji
Indonesia.Penerbit YAKAMUS dan Gibon Books. Cetakan I Edisi Bahasa
Indonesia, Mei 2016.
List
Buku yang Dimiliki
1.
Nama Buku : Menata Kembali
Manajemen Haji Indonesia
Penulis : Ahmad Subianto
Penerbit : YAKAMUS dan Gibon Books
2.
Nama Buku : Panduan
Manasik Haji dan Umroh Berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan Pemahaman
As-Salafush Shalih
Penulis : Yazid bin Abdul Qadir Jawas
dan Mubrak bin Mahfudh Bamuallim, Lc.
Penerbit : Pustaka Imam Syafi’i
3.
Nama Buku : Islam
Fungsional
Penulis : Dr. Eggi Sudjana, S.H., M.Si.
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
4.
Nama Buku : Mudahnya
Manajemen Rezeki
Penulis : Rindang Nuri Isnaini
Nugrohowati
Penerbit : Citra Risalah
5.
Nama Buku : Jejak-Jejak
Islam
Penulis : Ahmad Rofi’ Usmani
Penerbit : Bunyan
6.
Nama Buku : Pilar-Pilar
Islam
Penulis : Ahmad Umar Hasyim
Penerbit : Akademi Pressindo
7.
Nama Buku : Sembuh Total
dengan Wirid Asmaul Husna
Penulis : Rizem Aizid
Penerbit : Sabil
8.
Nama Buku : Fihi Ma Fihi
(Mengarungi Samudera Kebijaksanaan)
Penulis : Maulana Jalaluddin Rumi
Penerbit : Forum
9.
Nama Buku : Catatan
Perjalanan Haji
Penulis : Ahmad Subianto
Penerbit : Yayasan Bemula Dari Kanan
Jakarta
10. Nama Buku :
Menelusuri Makna Jihad
Penulis : Husain Mazhahiri
Penerbit : Lentera
(Y)
BalasHapusBanyakin dong postingannya
masih proses :)
Hapustulisannya sangat membantu
BalasHapusthanks ka
BalasHapusKak:( pingen liat daftar pustakanya:'(
BalasHapusKak. Kalau kakak berkenan ngasih tau daftar isinya tolong kirim ke alifa.sunny23@gmail.com
BalasHapus