Nama : Andini
Nursyarifah (11150530000049)
Jurusan : Manajemen
Dakwah 1B
Tugas : Tasawuf
(formatif 3)
Tugas Kuliah
1.
Sebutkan
langkah-langkah menguatkan nurani agar menjadi pribadi yang memiliki
integritas?
a.
Berbicara
sesuai kenyataan
b.
Memenuhi
sesuai apa yang dijanjikan
c.
Konsisten
dala perkataan dan perbuatan
2.
Bagaimana
analisis Anda tentang pribadi yang berilmu, tetapi tidak bermoral?
Dalam kitab mukhtarul hadits :
“barang siapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah zuhud di
dunia, dia tidak akan bertambah dekat kepada Allah melainkan bertmabah jauh” (HR. Ad-Dailami dari ‘Ali)
3.
Jelaskan
konsep al-hasanah secara komprehensif?
Al-hasanah sebagaimana dikemukakan oleh Al-raghib al-
Asfahani adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
disukai atau dipandang baik. Al-hasanah terbagi menjadi 3 bagian,
pertama hasanah dari segi akal, kedua dari segi hawa nafsu/keinginan dan
hasanah dari segi pancaindera. Pemakaian kata al-hasanah kta jumpai pada
ayat-ayat yang berbunyi :
“ajaklah manusia
menuju Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (Q.S al-Nahl, 16: 125)”.
4.
Bagaimana
langkah-langkah mewujudkan al-hasanah dalam kehidupan keluarga?
Al-Hasanah yang cenderung pada baik, indah dan
nikmat yang membuat seseorang merasakan kepuasan atau kebahagiaan juga bisa
diwujudkan dalam kehidupan keluarga atau dalam ruang lingkup keluarga dengan
kata lainya adalah keharmonisan keluarga, dalam mewujudkan Al-Hasanah di
kehidupan keluarga perlu adanya langkah-langkah dalam mewujudkanya agar dalam menerapkan
Al-Hasanah di keluarga dapat terorganisir dengan rapih serta efektif. Pertama,
dalam mewujudkan Al-Hasanah dalam kehidupan kelurga adalah dengan saling
memahami, menerima, memaklumi dan memperbaiki segala apa yang ada di keluarga
baik dan buruknya keluarga dapat kita kuasai sehingga kita dapat memahami
bagaimana kekurangan dan kelebihan dalam keluarga tersebut, lalu setelah
memahami adalah menerima bahwa itulah yang ada dalam keluarga. Yang ketiga
memaklumi apa adanya baik itu kekurangan maupun kelebihan keluarga tersebut.
Setelah itu yang terakhir adalah memperbaiki, dalam artian memperbaiki segala
kekurangan atau keburukan dalam keluarga sehingga tidak terulang kembali, lalu
memperbaiki segala kelebihan atau kebaikan agar bisa berjalan secara terus-menerus,
setelah itu semua telah dilakukan maka akan terjadinya keluarga yang harmonis
dan Al-Hasanah dalam kehidupan keluargapun bisa terwujud.
5.
Bagaimana
Anda menangkal faham hedonisme terutama
tentang narkotika dan seks bebas?
Dalam kehidupan sehari-hari
banyak sekali masyarakat yang hedonis atau hanya memikirkan kepuasan duniawi
saja atau dapat dikatakan bahwa manusia itu hanya memikirkan dirinya sendiri
atau mempunyai sifat egoisme yang tinggi. Dua orientasi hedonisme era
globalisasi saat ini dibedakan menjadi 2 yaitu perut (kuliner) dan dibawah
perut (seksual). Penangkalan faham hedonisme itu harus diterapkan dimasyarakat
apalagi dikalangan remaja dan lebih khususnya pada bidang narkoba atau
narkotika dan seks bebas. Adapun cara menangkal faham hedonisme tentang narkoba
dan seks bebas adalah dengan cara penyadaran akan bahaya dari narkoba dan seks
bebas, setelah itu adanya dorongan dari teman, kerabat atau orang terdekat
untuk memberi semangat dan dorongan untuk menghindari narkoba dan seks bebas dengan
meyakinkanya. Ketiga adanya pengawasan khusus agar penyadaran itu dapat
berjalan dengan efektif bagi pecandu narkoba dan seks bebas dan itu semua butuh
waktu dan peran serta orang-orang di sekitarnya dan juga tentunya dukungan pula
dari kondisi lingkungan pecandu agar pecandu sadar akan bahaya dari narkoba dan
seks bebas karena masih ada orang-orang dan lingkungan yang mendukung akan
adanya perubahan ke arah positif pada diri pecandu. Maka dalam metode atau cara
penyadaran dan penyembuhan pecandu narkoba dan seks bebas ini dapat dikatakan
bahwa ini adalah suatu bentuk penangkalan faham hedonisme tentang narkoba dan
seks bebas.
6.
Bagaimana menolak pendapat bahwa semua agama sama
karena semuanya mengajarkan kebaikan?
Pada dasarnya islam adalah agama yang benar
bukan agama yang paling benar karena jika islam adalah agama yang paling benar
maka secara tidak langsung agama yang lain adalah benar. Islam adalah agama
rahmatanlilalamin agama yang diridhai oleh Allah SWT, semua orang mempunyai
kepuasan jasmani dan rohani dan agama termasuk kepuasan rohani. Setiap orang
berhak menentukan agama apa yang dianut namun islam mengajarkan toleransi antar
sesama umat beragama dan islam adalah agama yang mempermudah dan agama yang
bukan mempersulit apalagi memaksa. Menolak semua agama mengajar kebaikan memang
perlu karena islamlah agama yang mengajarkan kebaikan yang dilandasi dengan
iman dan diridhai oleh Allah SWT, dengan berbagai contoh yaitu toleransi antar
sesama umat beragama dan saling menyayangi sesama makhluk Allah SWT. Dan di
agama lain tidak diajarkan kebaikan yang dilandasi dengan iman dan dihitung
oleh Allah SWT merupakan suatu pahala yang dibalas di dunia dan diakhirat
tetapi suatu bentuk tindakan positif belaka yang dibalas oleh Allah SWT di
sunia saja karena apa saja yang dilakukan tidak dilandasi oleh keimanan kepada
Allah SWT.
7.
Bagaimana
melakukan tahsin dan taqbih dalam menghadapi budaya global?
Dalam cara melakukan tahsin dan taqbih atau
faham baik dan buruk dalam menghadapi budaya global, tentu saja kita sebagai
pelaku dalam dunia global ini harus mempunyai filtrasi atau saringan. Dimana
segala apa yang baik dan buruk pasti masuk dan suatu saat bisa mempengaruhi
kita baik yang disengaja maupun tidak disengaja, yang di sadari maupun tidak
disadari. Oleh karena itu perlu adanya batasan-batasan penyerapan dalam
menghadapi budaya global mulai dari mengelompokkanya menjadi yang baik dan yang
buruk atau mana yang tergolong tahsin dan taqbih yang mana jika itu baik dan
berdampak positif bagi kita dan orang lain maka hendaklah diserap. Namun, jika
kebalikanya maka hendaknya ditinggalkan agar tidak menimbulkan keburukan bagi
diri kita dan orang lain atau bahkan masyarakat yang lebih luas.
8.
Tulislah
sebuah essai singkat tentang kritik Anda terhadap faham: adat istiadat, hedonisme, humanisme, utilitarianisme dan vitalisme !
Dewasa ini banyak sekali faham-faham yang
mendukung untuk manusia itu menjadi pribadi yang semakin baik dan ada pula yang
sebaliknya. Beberapa diantaranya adalah faham adat istiadat, hedonisme,
utilitarianisme dan vitalisme, dalam kesempatan kali ini, penulis ingin
mengkritik tentang kelima faham tersebut. Yang pertama adalah faham adat istiadat,
atau suatu kebudayaan yang berlaku di masyarakat. Adat istiadat dianggap baik
jika mencakup 5 askpek yaitu, adat dipertahankan oleh pemangku adat, diterima
sebagai kebenaran, memiliki sanksi dan penghargaan, disusun atau di kodifikasi,
adanya regenerasi. Adat dari segi agama ada 3 aspek yaitu adat yang sejalan
dengan agama (mahmud fi al-din), tidak sejalan dengan agama (madmum fi al-din),
tidak selalu sejalan dan tidak sejalan dengan agama (mabhu fi al-din). Kritik
penulis dalam faham adat istiadat ini adalah jika masyarakat terlalu fanatisme
dengan adat istiadat maka apapun segala macam masukan yang bersifat membangun
tetapi tidak tercantum atau sesuai dengan adatnya maka mereka akan menolaknya
dan masyarakat ini sangat sulit untuk menjadi masyarakat yang lebih maju dan
modern. Yang kedua adalah faham hedonisme, yang mana faham ini sangat buruk
jika dimiliki oleh pribadi seseorang, apalagi jika diterapkan secara masal.
Yang ada adalah kehancuran, karena dalam faham hedonisme ini pribadi akan lupa
daratan yang mendewakan duniawi saja dan sifatnya foya-foya dan berakhir dengan
penyesalan yang tiada guna. Yang ketiga adalah faham humanisme, dalam
pengertian secara luas humanisme adalah menghormati dan memulyakan kapasitas
manusia dengan intelektual, emosi dan rohani. Adapun pengertian secara
sempitnya adalah, intuisisme baik buruk ditentukan oleh kekuatan batin / kata
hati (ilham). Dalam faham ini manusia menjadi dan ikut serta andil dalam
berjalanya faham ini dengan menghormati dan memulyakan manusia serta baik buruk
sesuatu ditentukan oleh kekuatan batin / kata hati, ini semakin jelas bahwa
faham ini terlalu bergantung kepada oranglain. Karena adanya kecenderungan
untuk selalu atau serba menghargai antar sesama manusia. Faham ini tidaklah
selalu baik karena ada oknum-oknum tertentu yang menyelewengkan faham ini
dengan kegiatan jahat seperti saling menghormati antar sesama manusia yang
bermaksud untuk menjilat atau bahkan bekerja sama untuk melakukan suatu
kejahatan, contohnya tindak korupsi dan lain sebagainya. Keempat adalah faham
utilitarianisme, dalam faham ini dapat diartikan bahwa sesuatu perbuatan
dinyatakan baik bila perbuatan itu mendatangkan manfaat bagi banyak orang dan
sebaliknya. Dalam faham ini terdapat kecenderungan untuk mendahulukan kebaikan
bersama atau kemaslahatan umat. Yang mana apapun yang bermanfaat bagi
masyarakat itu dianggap baik, faham ini tidak selalu benar, karena banyak
budaya barat atau globalisasi yang tidak semua orang bisa memfiltrasi dengan
baik sehingga yang tadinya budaya barat itu buruk akan dianggapnya sebagai
budaya baik bagi bersama tanpa mempertimbangkan dampak-dampak yang akan terjadi
jika budaya barat itu diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari di dalam
kehidupan bermasyarakat. Yang terakhir adalah faham vitalisme, yaitu dapat
mempunyai arti bahwa perbuatan itu mencerminkan kekuatan dan kekuasaan atau
saling menjatuhkan. Faham ini sangat-sangat tidak patut dimiliki oleh setiap
pribadi, karena faham ini cenderung siapa yang paling kuat dia yang berkuasa,
yang kesan pertamanya tidak adanya pemerataan hak asasi sebagai sesama manusia.
Dan yang sangat tidak patut diterapkan adalah saling menjatuhkan, yang mana
sifat atau faham saling menjatuhkan ini sangat menyalahi dan merupakan hal
buruk yang mengganggu ketentraman dan kenyamanan dalam hidup bermasyarakat.
Oleh karena itu setiap pribadi hendaknya tidak mempunyai sifat atau faham
vitalisme seperti contoh diatas karena hanya akan merugika diri sendiri dan
oranglain. Begitu juga dengan faham-faham yang lain diatas perlu adanya
filtrasi dalam memilah dan penilaian dari berbagai sudut pandang, faham manakah
yang tepat dan baik yang akan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
dimasyarakat luas yang tentunya sesuai juga dengan kondisi lingkungan di
masyarakat tersebut, sehingga menimbulkan kenyamanan dan keharmonisan dalam
menjalin hubungan antar sesama manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar