Di
dalam sejarah Islam ada wanita-wanita hebat yang menjadi panutan untuk
kaum muslimah. Rasulullah SAW bersabda : “Ada empat wanita mulia yang
juga penghulu segala wanita di dunia; mereka itu ialah Asiyah Binti Muza isteri
Firaun; Maryam binti Imran, ibunda Isa; Khadijah binti Khuwailid,
isteri Rasulullah saw dan Fatimah binti Muhammad, puteri kesayangan
Baginda.”
(Riwayat Bukhari).
Rasulullah saw bersabda :"Sesungguhnya
dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita
sholeha." (HR. Muslim )
Sifat-Sifat Wanita Sholeha
Wanita sholeha memiliki sifat-sifat yang khusus, sebagaimana disebutkan Allâh SWT. dalam Al-Qur-ân:
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظ اللَّهُ
Artinya :
"Maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allâh, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allâh telah memelihara mereka...".
(Surah An-Nisâ' (4):34)
Dalam
ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shaliha
adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma'ruf
lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
"Tugas
seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada
suaminya, karena itulah Allah berfirman: "Wanita shalihah adalah yang
taat," yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada." Yakni taat kepada suami mereka bahkan
ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya
dengan menjaga dirinya dan harta suaminya." (Taisir Al-Karimir Rahman,
hal.177)
Dalam salah sebuah hadits, Rasûlullâh saw. menyebutkan secara terperinci sifat-sifat wanita atau isteri yang sholehah. Sabda Beliau:
خَيْرُ
النِّسَاءِ مَنْ تُسِرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ , وَ تُطِيْعُكَ إِذَا
أَمَرْتَ , وَ تَحْفَظُ غَيْبَتَكَ فِي نَفْسِهَا وَ مَالِكَ
Artinya :
"Sebaik-baik
isteri ialah yang menyenangkan-mu ketika engkau menatapnya, mematuhi-mu
ketika engkau perintah; dan ketika engkau pergi, ia menjaga
kehormatan-mu, yaitu dengan menjaga dirinya dan juga harta-mu".
(H.R. Ath-Thabrânî. Lihat Al-Fathul-Kabîr juz III hal. 126 no.: 3294)
Inilah 3 (tiga) sifat wanita sholeha :
1- Menyenangkan atau menimbulkan rasa senang suaminya ketika menatapnya. Ini mencakup aspek penampilan dan berkomunikasi.
2.- Patuh atau taat ketika diperintah suaminya.
3.- Menjaga kehormatan suaminya, yaitu ketika suaminya pergi, ia tidak melakukan perbuatan yang meruntuhkan kehormatan suami.
4.- Mampu menjaga harta suaminya.
Suatu penegasan dari Rasûlullâh
saw. bahwa kehadiran seorang wanita sholeha dalam sebuah keluarga
senantiasa membawa kesenangan terhadap suami, anak-anak dan semua
keluarga. Ini menunjukkan betapa posisi wanita sangat signifikan atau
sangat menentukan baik-buruknya sebuah keluarga. Bahkan, dalam suatu
riwayat dikatakan bahwa Rasûlullâh saw. berkata :
مَنْ
رَزَّقَهُ اللَّهُ امْرَأَةً صَالِحَةً , فَقَدْ أَعَانَهُ عَلَى شَطْرِ
دِيْنِهِ , فَلْيَتَّقِ اللَّهَ فِي
الشَّطْرِالثَّانِي
Artinya :
"Barang-siapa yang di beri Allâh rezeki berupa isteri yang sholehah, maka sungguh Allâh telah menolongnya mendapat separuh dari agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allâh untuk memperoleh yang separuhnya".
(H.R. Ath-Thabrânî dan Al-Hâkim. Lihat Al-Ahâdîtsush-Shahîhah oleh Syaikh Al-Albânîjilid II hal. 200)
Ada 2(dua) hal yang perlu diperhatikan dari hadits ini; Pertama: Isteri sholehah adalah rezeki Allâh. Kedua: Betapa
beruntungnya seorang laki-laki yang diberi rezeki berupa isteri
sholehah, karena -- dengan keberadaan isteri sholehah -- berarti ia
dibantu Allâh untuk memperoleh separoh dari
kesempurnaan agama. Dengan kata-lain, ia telah mendekati ketaatan atau
keimanan yang sempurna. Ia tinggal melanjutkan proses penyempurnaannya
dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allâh. Inilah kontribusi terbesar yang hanya dapat diberikan oleh isteri sholehah. Jadi, wajar kalau Rasûlullâh saw. memerintahkan kaum laki-laki dari umatnya untuk berusaha memperisteri wanita sholehah sebagaimana sabda Beliau:
لِيَتَّخِذْ
أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا , وَ لِسَانًا ذَاكِرًا , وَ زَوْجَةً
مُؤْمِنَتًا تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ لأَمْرِآخِرَتِهِ
Artinya :
"Hendaklah
kalian berusaha memiliki hati yang senantiasa bersyukur, memiliki lisan
yang senantiasa berdzikir dan memperoleh isteri yang sholeha, yang
selalu membantu kalian dalam perkara akhirat".
(H.R. Ahmad, At-Tirmidzî dan Ibnu Mâjah. Lihat Al-Fathul-Kabîr juz V hal. 82 no.: 5231)
Hadits
ini menegaskan, bahwa isteri sholeha akan selalu membantu atau
mendorong suaminya melakukan perkara-perkara keakhiratan. Dengan
kata-lain, ia tidak akan mendorong suami berbuat curang, korupsi, kkn
dsb. Wanita sholeha semacam inilah yang mampu membentuk keluarga
sakinah.
Pernahkah
saudara-saudara melihat seorang bidadari? Bidadari yang bermata jeli.
Yang kabarnya sangat indah dan jelita. Saya yakin kita semua belum
pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita ikuti percakapan antara
Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan Ummu Salamah radhiyallahu
‘anha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli.
—-
Imam
Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah
radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah,
jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata
jeli’.”
Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”
Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)
Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya
berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di
dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi
cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)
Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”
Saya
berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka
adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat :
49)
Beliau
menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian
dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa
disebut putih telur.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)
Beliau
menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada
usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan
Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai
wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya
sebaya.”
Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau
menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari
yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang
tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau
menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah.
Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain
sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya
kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas.
Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan
tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama
sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali.
Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”
Saya
berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah
menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia
masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara
laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”
Beliau
menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun
memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia
berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik
akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku
dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa
dua kebaikan, dunia dan akhirat.”
Sungguh
indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang
menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah
lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah
lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.
Sungguh
betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya. Mereka yang
senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan
dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah
kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang
tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia
tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh
mempertahankan keimanannya.
Sebaik-baik
perhiasan ialah wanita salehah. Dan wanita salehah adalah mereka yang
menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia
menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya. Senantiasa
merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni
menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian,
intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul “Menjadi
wanita paling bahagia”.
Subhanallah.
Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam al-quran surat
an-nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk kepada Allah
dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir
sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.
Dan
bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya.
Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan
melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya.
Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang
lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari
surga yang begitu indah.“Apabila
seorang perempuan itu solat lima waktu, puasa di bulan ramadhan,
menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya,maka masuklah ia ke dalam
syurga dari pintu-pintu yang ia kehendakinya” (riwayat Al Bazzar)